Setiap sekolah merupakan suatu organisasi yang di dalamya terdapat beberapa komponen. Pastinya terdiri dari Siswa, Guru, Kepala Sekolah, lingkungan, Kurikulum dll. Mesti kita sepakati bahwa setiap sekolah yang maju tentunya memiliki pemimpin yang professional. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin sangat berperan penting dalam pengembangan sebuah sekolah. Banyak contoh. Namun saya mengambil sebuah contoh yang terjadi di Kalimantan. Seorang kepala sekolah dalam tahun-tahun awal jabatannya mampu mengubah sekolah yang terkenal dengan julukan sekolah becek, jorok dan sekolah cepat pulang menjadi sebuah sekolah yang kini menjadi sekolah berbasis teknologi. Singkatnya Keren dech…
So…tidak semua sekolah memiliki kepala sekolah seperti tersebut. Sebab masih banyak kita temukan seorang kepala sekolah yang kaku, monoton, tidak punya jiwa kompetisi, tapi senang-hura-hura. Atau segala tipe kepala sekolah yang masih jauh dari harapan sebagai kepala sekolah yang professional. Gampangnya kita sebut saja kepala sekolah macam ini dengan sebutan KEPSEK JADUL.
Tentunya kepala sekolah jadul tidak memperhatikan pengembangan sekolah tersebut. Penyakit ini lebih banyak diidap oleh kepala sekolah negeri daripada swasta. Menurut pengamatan saya cirri-ciri kepala sekolah Jadul yaitu :
- Tidak pernah rapat (rapat setahun sekali)
- Isi pembicaraan dengan guru hanya melulu keluhan atau seputar yang remeh-temeh (gak Ilmiah)
- Tidak transparan (khususnya tentang keuangan sekolah)
- Tidak peduli dengan kebutuhan pengembangan diri siswa
- Selalu menolak pendapat guru atau usulan guru mengenai program-program pembelajaran dan pengembangan sekolah.
- DLL
Nah, rekan-rekan guru, pernahkah mengalami kisah di bawah ini?
Suatu hari seorang guru berinisial G bersama rekan-rekannya merencanakan suatu program pengembangan bakat siswa. Program ini tercetus berdasarkan hasil analisis prestasi siswa yang umumnya masih rendah. Baik diukur berdasarkan standar KKM di sekolah itu, maupun dengan sekolah lain. Nyaris tidak ada satupun piala yang bertengger menghiasi lemari guru atau kepala sekolah. Kalaupun ada, piala-piala itu sudah apkir, karena telah berusia lama. Itu tandanya prestasi yang diraih hasil dari kepemimpinan Kepala sekolah sebelumnya. Atau kalaupun ada piala itu tidak dapat dibanggakan karena diperoleh dari seorang siswa yang mumpuni bukan karena hasil binaan sekolah, tetapi talenta yang sudah ada pada diri siswa tersebut. Makanya hanya sekali-kalinya dapat selanjutnya nihil.
Biasanya kepala sekolah jadul guru pun menjadi jadul. Guru jadul, siswa apalagi….
Namun tidak demikian bagi si guru G dan rekan2nya. Meskipun masih tergolong baru (dimutasi ke sekolah tersebut), guru2 tersebut tetap semangat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Beberapa guru yang sudah lama mengajar di sekolah itu kembali bangkit semangatnya dari hasil pengaruh yang ditularkan oleh si guru G dan sebagian rekan2nya.
Rencana pun telah disusun dan didiskusikan bersama. Hasil pembicaraan adalah memutuskan untuk mengadakan program BINA POTENSI bagi siswa sesuai dengan bakatnya. Rancangan program telah dibuat. Setelah menunggu waktu yang tepat, seorang guru membuka pembicaraan sambil menyodorkan rencana program kepada kepala sekolah. Namun sayang, Jangankan disetujui, diberi kesempatan untuk menyelesaikan pembicaraan bagi guru tersebut, Tidak. Spontan kepala sekolah tipe Jadul itu, langsung memotongya dan tidak mau menyentuh sedikitpun program tersebut.
Nah, bagi rekan-rekan guru yang pernah atau sedang mengalami hal seperti kisah di atas, tenang saja. Tetap berpikiran positif dan berjiwa besar sambil melaksanakan trik2 berikut ini.
- Mundur sejenak. Jangan paksakan diri untuk terus mempertahankan agar program atau usulan-usulan kita kepada kepala sekolah.
- Pikirkan bahwa mungkin saat ini bukan waktu yang tepat.
- Analisa kembali program yang sudah dibuat sehingga benar-benar layak dan dapat diuji coba. Dari segi waktu, biaya, efektifitasnya dll.
- Tetaplah patuh kepada instruksi kepala sekolah meskipun itu tidak kita sukai serta tunjukkan sikap menghargai dirinya. Sebab biasanya kepala sekolah senang dengan guru yang patuh dan menghargainya.
- Banyak berdiskusi dengan teman-teman sejawat di sekolah lain untuk memperoleh berbagai pendapat yang membangun.
- Tunjukkan prestasi kerja kita (jangan sampai kinerja kerja kita setiap hari justru tidak bagus)
- Berdoalah agar apa yang kita harapkan dapat terpenuhi.
Ok, kiranya ini saja yang dapat saya bagi dengan rekan-rekan guru, selamat mencoba semoga sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar