‘Menjelang hari kiamat nanti manusia akan
berlomba-lomba fil bun-yaan didalam membuat bangunan-bangunan yang
tinggi’ demikian sabda Nabi seribu empat ratusan tahun yang lalu.
Kullukum ‘Aarin ,,,
Semua Iman atau Durhaka
Fiman Allah didalam bagian akhir dari hadit qudsi:
Artinya, orang beriman semakin lama semakin banyak, sampai seluruh dunia beriman semua, Alloh tetap Dzat Yang Maha Mulia, tidak bertambah sedikitpun karena seluruh manusia, plus para jin, sejagat raya beriman semua.
Saat
ini, salah satu diantara bangunan tertinggi di dunia adalah hotel
berbintang 7 pertama di dunia. Letaknya di Dubai, Uni Emirat Arab.
Tingginya 321 meter. Jumlah kamar suitenya hanya 202 ruangan.
Menghebohkan orang-orang kaya di dunia karena kesupermewahannya. Namanya
Burj Al-Arab.
Ingin melihat seperti apa
kamar-kamar suite “surga dunia” serta setara berapa buah mobil BMW tarip
kamarnya semalam? Kunjungi saja www.aljumeirah.com.
Sebenarnya
masih ada gedung yang jauh lebih tinggi lagi, diatas 400 meter.
Letaknya di jantung perekonomian dunia New York, Amerika. Tetapi hampir
sepuluh tahun lalu, gedung itu sudah sudah luluh-lantak. Musnah dalam
hitungan puluhan menit.
Ground Zero adalah
sebidang tanah kosong tempat gedung kembar World Trade Centre yang pada
tanggal 9 September 2001 ditabrak 2 pesawat berpenumpang dan berbahan
bakar penuh yang dibajak dan berubah menjadi “bom”.
Bagi masyarakat dunia, Ground Zero menjadi monumen
simbol kejahatan terorisme yang berdampak sangat besar terhadap
peradaban dunia pada umumnya, dan terhadap pandangan dunia terhadap
Islam pada khususnya. Nama yang berbau Arab, apalagi bagi pria
berjenggot, sejak itu menjadi sulit sekali memperoleh visa. Negara Irak
yang berdaulat, menghilang. Dsb.
Tetapi dari sudut
pandang lain, Ground Zero adalah simbol ketidak-kekalan, kehancuran.
Bahwa segala sesuatu di dunia itu akan binasa. Kebinasaan yang tidak
mengenal belas-kasihan, sehingga sepagian itu saja 5000an orang tewas
terpanggang api dan tertimbun reruntuhan.
Ground
Zero juga merupakan simbol ketidak-berdayaan. Bahwa sebuah negara
super-power yang sedemikian tinggi teknologi pertahanan-keamanannya, pun
tidak mampu mencegahnya.
Kullukum Dloollun ...
Didalam sebuah hadits qudsi, Alloh berfirman:
Yaa ‘ibaadii kullukum dloollun illaa man hadaituhu fastahduunii ahdikum
Yaa ‘ibaadii kullukum dloollun illaa man hadaituhu fastahduunii ahdikum
Wahai
hamba-Ku sesungguhnya kamu sekalian sesat, kecuali orang yang telah Aku
beri hidayah. Maka mintalah hidayah kamu sekalian kepada-Ku, niscaya
Aku beri hidayah.
Hidayah benar-benar pemberian
Alloh. Hidayah tidak mengenal nasab atau keturunan. Tidak serta merta
karena ayah iman kemudian anak juga iman. Contohnya Nuh dan Kanan.
Sebaliknya, tidak serta karena merta anak iman kemudian ayah iman.
Contohnya Ibrahim dan Azar. Tidak serta merta karena suami iman kemudian
isteri iman. Contohnya Luth dan Wahila. Sebaliknya juga, tidak serta
merta karena isteri iman kemudian suami iman. Contohnya Asyiah dan
Fir’aun.
Innaka laa tahdi man ahbabta
walaakinnallooha yahdii man yasyaa ~ sesungguhnya engkau tidak bisa
memberi hidayah kepada orang yang kau cintai, tetapi Alloh memberi
hidayah kepada orang yang Dia kehendaki.
Bahkan Nabi Muhammad tidak bisa memberi hidayah kepada paman yang paling dicintainya.
Bahkan Nabi Muhammad tidak bisa memberi hidayah kepada paman yang paling dicintainya.
Kullukum Jaai’un ...
Didalam hadits qudsi yang sama, Alloh berfirman:
Yaa ‘ibaadii kullukum jaaiu’n illaa man at’amtuhu fastat’imuunii ut’imkum
Yaa ‘ibaadii kullukum jaaiu’n illaa man at’amtuhu fastat’imuunii ut’imkum
Wahai
hamba-Ku sesungguhnya kamu sekalian lapar, kecuali orang yang telah Aku
beri makan. Maka mintalah makan kamu sekalian pada-Ku, niscaya aku beri
makan.
Diantara kemahaluarbiasaan kehidupan di
dunia adalah bagaimana sekian milyar manusia bisa makan. Rata-rata
sehari tiga kali pula. Dengan makanan pokok yang tidak tergantikan.
Artinya, di Indonesia misalnya, walaupun sudah habis berporsi-porsi mie
bakso, masih tetap merasa lapar, karena belum makan nasi.
Demikian
melimpahnya makanan dan minuman, tidak pernah merasa kelaparan dan
kehausan, sehingga manusia sering lupa bahwa makanan itu Alloh yang
memberi. Apalagi dengan adanya industri makanan minuman yang membuat
segalanya serba instant.
Bukti lupa? Betapa sering menjelang makan dan minum tidak mendahulukan membaca Bismillah.
Kullukum ‘Aarin ,,,
Masih didalam hadits qudsi yang sama, Alloh berfirman:
Yaa ‘ibaadii kullukum ‘aarin illaa man kasautuhu fastaksuunii aksukum
Yaa ‘ibaadii kullukum ‘aarin illaa man kasautuhu fastaksuunii aksukum
Wahai
hamba-Ku sesungguhnya kamu sekalian telanjang, kecuali orang yang Aku
beri pakaian, maka minta pakaianlah kamu sekalian pada-Ku, akan Aku
beri pakaian.
Manusia dilahirkan dalam keadaan
telanjang dan dikuburkan dalam keadaan telanjang pula. Kain kafan
bukanlah pakaian, melainkan kain pembungkus. Buktinya, Islam tidak
mengenal model pakaian mayat, kecuali model pocong.
Ada
sebuah peristiwa dimana sepasang suami isteri tiba-tiba ditelanjangkan
oleh Allah. Karena pelanggarannya memakan buah khuldi, Adam dan Hawa
diusir dari sorga ke dunia. Pakaian kebesaran yang mereka pakai di
sorga, tiba-tiba melorot dari badan.
Maka itu,
dalam visualisasi agama samawi lain bahwa Adam dan Hawa memakan buah
dengan telanjang bulat, adalah keliru. Saat mereka masih bobogohan
berduaan, tentunya mereka masih memakai pakaian, karena saat itu masih
di sorga. Sebaliknya, mereka telanjang pada saat diturunkan di tempat
yang berbeda, dan sangat berjauhan. Yang satu di India, yang satu di
Jeddah, ketemu 80 tahun kemudian di Jabal Rahmah.
Tsalabah
dengan isterinya, oleh Alloh hanya diberi sehelai kain, sehingga sholat
berjamaah ke masjid pun harus bergantian. Beberapa suku di pedalaman di
Asia dan Amerika Selatan, di zaman ini masih ada yang bulucun alias
telanjang.
Sejak dilahirkan pakaian sudah menjadi
bagian dari kehidupan. Karena pakaian dibutuhkan lebih primer daripada
makanan, maka dikenal istilah ‘sandang-pangan’, bukan ‘pangan-sandang’.
Tanpa makanan, manusia bisa tahan berhari-hari. Tetapi tanpa pakaian?
Sedetikpun manusia tidak mungkin bisa eksis tanpanya. Kecuali di kamar
mandi.
Berdasarkan hadits qudsi diatas, pakaian itu pemberian Alloh. Maka mintalah pakaian kepada-Nya.
Semua Iman atau Durhaka
Fiman Allah didalam hadit qudsi yang sama:
Yaa
‘ibaadii lau anna awwalakum wa aakhirokum wa insakum wa jinnakum kaanuu
'alaa atqo qolbi rojulin waahidin minkum, maa zaada dzaalika fii mulkii
syai-an
Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya
orang-orang terdahulu, orang-orang kemudian, seluruh manusia, seluruh
jin, semua taqwa kepada Alloh sebagaimana taqwa hatinya seorang
laki-laki yang paling taqwa di antara kamu sekalian, demikian itu
sedikitpun tidak akan menambah kepada kerajaan Alloh.
Fiman Allah didalam bagian akhir dari hadit qudsi:
Yaa
‘ibaadii lau anna awwalakum wa aakhirokum wa insakum wa jinnakum kaanuu
'alaa afjari qolbi rojulin waahidin maa naqosho dzaalika min mulkii
syai-an
Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya
orang-orang terdahulu, orang-orang kemudian, seluruh manusia, seluruh
jin, semua durhaka kepada Alloh sebagaimana durhaka hatinya seorang
laki-laki yang paling durhaka di antara kamu sekalian, demikian itu
sedikitpun tidak akan mengurangi kepada kerajaan Alloh.
Artinya, orang beriman semakin lama semakin banyak, sampai seluruh dunia beriman semua, Alloh tetap Dzat Yang Maha Mulia, tidak bertambah sedikitpun karena seluruh manusia, plus para jin, sejagat raya beriman semua.
Sebaliknya,
orang durhaka semakin lama semakin banyak, sampai seluruh dunia durhaka
semua, Alloh tetap Dzat Yang Maha Mulia, tidak berkurang sedikitpun
karena seluruh manusia, plus para jin, sejagat raya durhaka semua.
***
Jika manusia sesat diberi hidayah oleh Alloh, jika manusia lapar diberi makanan oleh Alloh, jika manusia telanjang diberi pakaian oleh Alloh, jika manusia iman semua tidak menambah kerajaan Alloh, dan jika manusia durhaka semua tidak mengurangi kerajaan Alloh, lalu manusia ini apa?
Jika manusia sesat diberi hidayah oleh Alloh, jika manusia lapar diberi makanan oleh Alloh, jika manusia telanjang diberi pakaian oleh Alloh, jika manusia iman semua tidak menambah kerajaan Alloh, dan jika manusia durhaka semua tidak mengurangi kerajaan Alloh, lalu manusia ini apa?
Bangunan
tertinggi dan terkokoh di dunia, terletak di jantung dunia,
melambangkan pusat kekuatan ekonomi dunia, di negara super-power dengan
teknologi hankam spektakuler paling canggih di dunia.
Ingatlah
Ground Zero dimana segala kemegahan dan kemewahan dan kehiruk-pikukan
dan kedigjayaan sehebat apapun, dapat rusak binasa seketika.
Siapa
menyangka Roman Empire penguasa dunia sekian abad, saat ini hanya
meninggalkan reruntuhan diantaranya Colosseum di Roma?. Siapa menyangka
Ottoman Empire penguasa dunia kekhalifahan sekian abad berikutnya, hanya
meninggalkan diantaranya masjid kubah biru di Istanbul?
Maka
bersyukurlah bagi mereka yang sepertinya bukan apa-apa, tetapi sudah
dalam taraf yakin memperoleh pathway to heaven ~ jalan ke sorga. Mereka
tidak lagi manusia ‘bukan apa-apa’. Mereka adalah khoirul bariyyah ~
sebaik-baiknya manusia, yang tahu halal-harom, pahala-dosa, qisos,
kaffaroh, yang tahu cara mencari sorga dan menghindar dari neraka.
Tinggal
mengikat hidayah, sambil waspada bahwa kebinasaan, dalam bentuk yang
dikehendaki Alloh, pada saat dan dengan cara yang tidak terduga, akan
ditimpakan kepada makhluq-Nya.
Insaflah wahai manusia
Jika diri mu bernoda
Dunia hanya naungan
'tuk makhluk ciptaan TuhanDengan tiada terduga
Dunia ini kan binasa
Kita kembali ke asalnya
Menghadap Tuhan Yang EsaDialah Pengasih dan Penyayang
Kepada semua insan
Janganlah ragu atau bimbang
Pada Keagungan Tuhan
Betapa Maha Besarnya
Pencipta alam semestaSiapa selalu berbakti
Mengabdi pada Illahi
Kan sentosa selamanya
Di dunia dan akhir masa
(Untuk mendengarkan bait-bait diatas, masukkan ‘Keagungan Tuhan’ kedalam searchbox www.youtube.com)
Oleh: Ir.H. Teddy Suratmadji, Msc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar